WONOSALAM – Kenikmatan sehat hingga detik ini, patutlah disyukuri dengan segala lafal kebaikan hingga praktik peribadatan kepada–Nya. Sebab tidak semua memiliki maupun dianugrahi keberuntungan dengan kesehatan jiwa dan raga.
Selaiknya ketika menengok kedamaian serta keasrian Desa Sambirejo, Kecamatan Wonosalam. Terdapat seorang anak 11 tahun yang terbaring di tempat tidurnya dan tak bisa melakukan banyak hal. Hanya melempar senyum serta berbalas gerakan semampunya.
Ia adalah Gilang Pratama. Sejak lahir di dunia ini mendapat ujian dari yang Maha Kuasa mengalami saraf lemah. Kondisi itu membuatnya sukar bergerak. Memberikan jawaban atas isi hatinya sekadar dengan ekspresi tawa bila menyukainya dan muram saat tidak sesuai.

Secara kemampuan berpikir gilang sama seperti anak-anak kebanyakan seusianya. Namun ketika ingin bergerak, antara otak dan respon organ tubuhnya tidaklah seirama.
Baznas Kabupaten Jombang saat itu, Kamis (4/5) berkunjung guna menyampaikan bantuan gizi dan menanyakan perkembangan Gilang Pratama, ia tampak suka cita. Dari senyum lebar yang terhampar hingga meminta di suap jajanan yang dibawa Baznas Kabupaten Jombang.
Tanpa ragu Sekretaris Baznas Kabupaten Jombang, Yuli Masidatul Bariroh yang turut menyampaikan bantuan gizi menyuapi Gilang Pratama perlahan-lahan. Sedikit demi sedikit biskuit dijulurkan ke mulut Gilang, sapaannya di rumah yang beralaskan tanah tersebut. Setelah itu bocah yang gemar bermain game dari telepon genggam ini memberikan senyuman manis sebagai tanda terimakasih.
Sang ayah yang kebetulan libur kerja bercerita sambil menemani Gilang Pratama kemungkinan keadaan putra pertamanya ini diakibatnya saat dalam kandungan, ibunya terpeleset hingga jatuh sampai membuatnya tak ada nafsu makan beberapa hari dan badannya sakit-sakit. Walau ketika diperiksakan ke dokter kandungan tampak baik-baik saja. Tetapi baru disadari ada kelainan pada diri Gilang Pratama sewaktu menginjak usia 1 bulan.
Tak ada perkembangan berarti. Dari belum mampu tengkurap atau pun duduk. Alhasil ketika diperiksakan ke dokter anak, memang Gilang Pratama divonis mengalami saraf lemah. Sejumlah jalan untuk ikhtiar menjemput kesehatan Gilang Pratama pun telah diupayakan. Tetapi apa daya, karena persoalan biaya sempat terhenti.
Kini bersama Baznas Kabupaten Jombang di dampingi terapi kesehatannya serta penunjang gizinya. Kedua orang tuanya pun masih memupuk harapan bila nanti Gilang Pratama keadaannya kian membaik. Paling tidak bisa jauh lebih mandiri.
***
Masih di kawasan sekitaran Gunung Anjasmara, Baznas Kabupaten Jombang bergerak kembali menuju Desa Wonomerto. Disana ada adinda Jihan Rahma Audya. Mengalami kondisi bibir sumbing dan kompleksitas penyakit bawaan. Oleh karenanya, hingga kini belum dapat tertangani dengan sempurna.

Senyampang itu juga dibutuhkan pendampingan sekaligus pemantauan langsung. Membuat Baznas Kabupaten Jombang harus bekerjasama dengan bidan dan pemerintah desa setempat.
Di Puskesmas Pembantu Desa Wonomerto, Baznas Kabupaten Jombang memberikan bantuan gizi serta vitamin untuk meningkatkan berat badan Jihan Rahma Audya. Selain harus menjaga kestabilan penyakit penyertanya sebelum di operasi, berat badannya pun wajib menginjak di angka standar.
Barulah bisa dilakukan tindakan operasi bibir sumbing langsung di tangani oleh Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya.
***
Sementara itu pemberian gizi ke lokasi ketiga hari itu berada di Desa Plumbon Gambang, Kecamatan Gudo. Di sana ada Azkiyah, bocah belum genap 2 tahun yang mengalami bibir sumbing.
Bersyukurnya pada akhir 2022 telah dilakukan operasi tahap pertama dan berhasil. Barulah kedepannya dilanjutkan operasi tahap kedua untuk memperbaiki rongga mulutnya.

Namun sebelumnya kembali duduk di meja operasi harus menaikkan berat badannya. Lantaran sempat sakit, membuat Azkiyah susah makan dan membuat berat badannya turun.
Disampaikan oleh Suparlan, ayah Azkiyah yang bekerja menerima jasa servis elektronik di rumahnya bila sempat khawatir akan kondisi kesehatan puteri keduanya ini. Hal itu dikarenakan kakaknya positif mengidap TBC, sehingga ditakutkan bakal tertular.
Alhamdullilah ketakutan itu tidak terjadi. Sebagai langkah antisipasi Azkiyah menerima obat pencegahan dari Puskesmas. Demikian kakaknya pun berhasil sembuh setelah rutin meminum obat TBC.

Sekarang ini Suparlan dan istri Ratnawati lebih awas terhadap kesehatan kedua buah hatinya. Dari menjaga makanan hingga kebersihan. Fokus saat ini ialah meningkatkan berat badan Azkiyah. Agar bisa lekas mendapatkan penanganan operasi yang kedua dan mampu beraktivitas paripurna seperti teman sebayanya. DIVISI MEDIA