JOMBANG – Di hari ketiga dan terakhir pelatihan Divisi Media, Baznas Kabupaten Jombang pada Kamis (14/1) kali ini mempelajari mengenai videografi. Mengundang narasumber seorang freelinecer videografer Jombang yang telah melalang buana dipelbagai daerah di Indonesia, Inot Sukamoto. Tak hanya diikuti oleh anggota Divisi Media saja, melainkan beberapa mahasiswa magang dari Universitas KH. A. Wahab Hasbullah (Unwaha) Jombang di gedung pertemuan Baznas Kabupaten Jombang.

Inot Sukamoto menjelaskan bahwa dalam penggambilan gambar khususnya video, sekarang ini sudah dapat menggunakan telepon genggam. Tak perlu bingung harus menggunakan kamera yang mahal. Apalagi jika melihat medium media yang digunakan untuk berbagi, dari telepon genggam pun sudah cukup.

“Oleh karena itu, pertama yang perlu dipahami oleh teman-teman di Baznas Kabupaten Jombang adalah kepercayaan dalam pengambilannya. Baru yang kedua memahami dasar-dasar pengambilan menggunakan telepon genggam sebagai alat utamanya,” jelas pria berambut gondrong ini.

Inot Sukamoto yang pernah tergabung dalam penggarapan film Jejak Langkah 2 Ulama ini pun menjelaskan lebih lanjut, ketika sudah memiliki modal kepercayaan diri yang cukup serta memahami dasar-dasar penggambilan gambar dengan telepon genggam. Maka selanjutnya tinggal memperbaiki rasa agar mampu menhanyutkan bahkan memberikan semangat kepada penonton.

Tak harus mesti melalui cerita-cerita sedih meskipun itu tersaji cukup banyak, ungkap Inot Sukamoto. Justru sebaliknya saat ini bisa mencoba menggunakan cara lain agar masyarakat lebih teredukasi dan bersedia bersama-sama dengan Baznas Kabupaten Jombang bersinergi.

Evaluasi hasil penggarapan video peserta.

Inot Sukamoto yang juga videografer akun youtube Nano Bukan Permen ini menjelaskan, “Bisa juga pengambilannya berupa gambaran kekinian. Artinya, selain fokus pada donasi yang diharapkan juga mengedukasi calon donatur kedepannya. Sehingga kepercayaan tersebut sudah disemai sedari sekarang.”

Pada saat pengaplikasian dengan pengambilan gambar dan mengedit sederhana melalui telepon gengga, salah satu peserta Khoirotul Magfiroh menganggap pelatihan ini akhirnya membuka cakrawala dalam teknis pengambilan video yang baik. Meski agak tertegun ketika ada cukup banyak catatan terhadap video yang pernah di buat Baznas Kabupaten Jombang dan di share di akun sosial media.

“Tetapi itu tidak masalah karena demi kebaikan. Masukan yang diberikan sangat membangun dan banyak sekali asupan informasi baru bagi saya. Bahkan karena pembawannya yang penuh canda, tak ragu untuk bertanya perihal teknis pengambilan, memberikan rasa, hingga persoalan pengeditan,” aku perempuan yang kerap dipanggil Firoh ini. [Divisi Media]

Bagikan ini

Leave a Comment