CIANJUR – Lebih dari sepekan keberadaan Baznas Tanggap Bencana (BTB), Baznas Kabupaten Jombang belum sepenuhnya para pengungsi tertangani baik oleh pemerintah daerah maupun pusat. Oleh karenanya, BTB Baznas Kabupaten Jombang masih terus melakukan pendampingan semaksimal mungkin sembari berupaya membangun keyakinan agar mereka dapat kembali memulihkan diri dan semangat beraktivitas seperti biasanya.
Tanggung jawab BTB, Baznas Kabupaten Jombang di dapur umum Kampung Rawa Cina sedikit banyak mampu menjadi jembatan pembuka obrolan yang kebanyakan merupakan kejujuran dari curahan hati paling dalam. Selaiknya pada Selasa (13/12) sembari memasak ceker ala Jombangan sebab ditangani langsung oleh gemulai tangan juru masak berpengalaman, Andik. Para pengungsi yang membantu turut hanyut oleh rasa penasaran akan hasil akhirnya nanti.

“10 kilogram ceker akan kami masak. Pertama yang akan kami memasak rica-rica ceker, kemudian juga lodeh ceker tahu. Dibantu para ibu yang tanpa disadari sambil mengupas rempah dan menyiapkan bumbu, mereka bertukar cerita tentang masa berikutnya setelah melewati samudra cobaan ini,” terang Andik.
Maka dari itu, optimisme tersebut jangan dibiarkan terurai dan hilang begitu saja. Harus didampingi dengan penuh dorongan keyakinan bahwa semuanya dapat dicapai asalkan mau berusaha.

Sementara tim BTB, Baznas Kabupaten Jombang yang lain masih disibukkan dengan penyelesaian pengerjaan sarana Mandi, Cuci, dan Kakus (MCK). Hal ini karena masih berjalan sekitar 70%.
Koordinator BTB, Baznas Kabupaten Jombang, Muhammad Malik Ibrahim menuturkan, “Dihandel langsung oleh Setiono yang berpengalaman di bidang pembangunan, dibantu oleh Lutfan Effendi. Diharapkan dua hari lagi sudah selesai sepenuhnya.”
Cuaca sore dan malam hari yang selalu turun hujan, membuat BTB Baznas Kabupaten Jombang lebih banyak bercengkrama dengan para pengungsi. Momentum itulah yang dimanfaatkan untuk saling berdiskusi bahkan menyusun rencana akan datang.

“Memang tidak semua tim BTB, Baznas Kabupaten Jombang yang ikut dalam obrolan malam ini. Sebab sebagian mempersiapkan mushola di pengungsian dan Andik melanjutkan memasak lodeh ceker tahu guna sarapan besok,” ungkap Muhammad Malik Ibrahim.
Akhir dari hasil diskusi menghasilkan sejumlah kemufakatan di antara menentukan koordinator atau kepala suku dipengungsian, merencanakan supaya dapur umum tetap mampu menyediakan makanan bagi pengungsi hingga waktu tak tentu, memulihkan kemandirian pengungsi untuk beraktivitas seperti sediakala selaiknya sekolah, bekerja, atau kegiatan sehari-hari tanpa tergantung kepada relawan, saling menjaga kebersihan dan kesehatan, menerima usulan pengungsi kepada pimpinan terkait kebutuhan yang diperlukan, menyediakan tenda khusus untuk kebutuhan biologis pengungsi. ◾️ DIVISI MEDIA
Alhamdulilah…gas gas gaassssss
alhamdulillah
alhamdullilah