WONOSALAM – Pada kesempatan ketiga melakukan kunjungan survei lapangan Program Zmart Baznas Kabupaten Jombang, Kamis (11/5) di Kecamatan Sumobito, Mojoagung, dan Wonosalam terdapat suatu hal yang unik. Biarpun para penerima dana bantuan usaha Zmart Baznas Kabupaten Jombang hanya mengelola warung/toko yang sebagian besar di rumahnya, mereka memahami kebutuhan pasar disekitarnya.

Alhasil, warung/tokonya menjadi rujukan dalam berbelanja atau membeli barang yang khas. Dikatakan demikian karena tidak semua pelaku usaha yang sama menyediakan kebutuhan serupa.

Misalkan saja yang menjadi primadona di warung/toko Titik Tri Wahyuni yang berada di Desa Panglungan, Kecamatan Wonosalam ialah keripik talas. Bahkan sangking larisnya, pada Bulan Ramadhan 1444 Hijriyah mampu memasarkan hingga 15 kilogram talas yang diolah menjadi keripik renyah tersebut.

Titik Tri Wahyuni ketika meladeni pembeli.

“Alhamdullilah saat Bulan Ramadhan lalu mampu menghabiskan 15 kilogram talas dan dijadikan keripik siap beli hingga 50 bungkus. Bahan dasarnya yakni talas diperolehnya dari kebun tetangga. Selain sebagai oleh-oleh, kebanyakan juga dijadikan sajian ketika bermaafan di hari kemenangan,” terang ibu dua anak ini.

Titik Tri Wahyuni menambahkan jika di hari biasa seperti sekarang ini, bahan kebutuhan rumah tangga cukup banyak juga. Walaupun tak jauh dari warung/tokonya banyak pelaku usaha serupa bahkan grosiran.

Bersyukurnya meskipun begitu, perempuan berhijab ini menuturkan masih mengantongi keuntungan perharinya rata-rata Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu. Namun sewaktu ramai bisa mencapai Rp 400 ribu. Apalagi warung/tokonya sekarang juga semakin lengkap. Ada LPG, pewangi baju, hingga beberapa kebutuhan lain yang sering dibeli warga sekitar pun ada.

Sementara itu di Desa Bandungsidorejo, Kecamatan Sumobito toko/warung yang dikelola oleh Ririn Nurima memilih mainan anak-anak menjadi komoditi unggulan yang dijual. Selain di sekitar toko/warungnya banyak sekolah, keberadaan Taman Pendidikan Alquran (TPQ) pun menjadi sasaran juga ketika menajajakan prodaknnya.

Bahkan perempuan asal Kota Pahlawan ini yang memulai usaha sejak 2013 telau mempunyai beberapa rombong (Jawa: Tempat berjualan di atas motor) guna berjualan suami dan anaknya.

Ririn Nurima saat menunjukan barang yang dijajakan.

Ririn Nurima menjelaskan, “Saat suami pensiun dari PT. Kereta Api Indonesia (KAI) sebagai petugas wasel —melumasi rel perpindahan kereta api— dibantu untuk menjual main anak-anak di sejumlah sekolah dan TPQ. Bersyukur sekali hasilnya dapat digunakan menutup kebutuhan biaya hidup dan sekolah buah hati.”

Sejurus dengan itu, Ririn Nurima juga melengkapi dengan makanan atau minumanan anak-anak. Begitu pun dengan kebutuhan rumah tangga sehari-hari turut disediakan.

Masih di kecamatan yang sama tepatnya Desa Mlaras tak jauh rel kereta api, warung/toko yang di sewa Yunus mampu menghasilkan keuntungan kotor hingga Rp 1 juta sampai Rp 2 juta per harinya. Hal itu bukanlah isapan jempol belaka, dikarenakan toko/warungnya sudah bukan sedari pagi saat mengawali aktivitas hingga tengah malam.

Senyampang itu pula toko/warungnya menjadi tempat yang nyaman kongkow santai. Apalagi selain menyediakan aneka ragam masakan,  kudapan macam tahu, pisang, tape goreng, dan ote-ote menjadi daya tarik tersendiri sebagai teman menikmati secangkir kopi atau teh.

Yunus menyampaikan laporan hariannya.

“Saya sewa dari lahan PT. KAI Rp 3,5 juta selama tiga tahun dibayar di muka.  Ini adalah mata pencarian saya mas, jadi saya urus dengan serius. Selain itu para ibu pun kerap membeli sayuran disini, jadi wajar bila buka sampai larut sebab menunggu istri selesai memasak untuk jualan keesokan harinya,” ungkap pria yang lihai meracik adonan ote-ote ini.

Kalau ditarik benang merahnya antar penerima bantuan Program Zmart Baznas Kabupaten Jombang, mengetahui kebutuhan pasar maka samkin menarik banyak pelanggan. Seturut dengan itu, dana bantuan tersebut bisa menambah volume ragam dagangan yang ditawarkan. DIVISI MEDIA

Bagikan ini

Leave a Comment