“Melihat atmosfer di Baznas Kabupaten Jombang yang lebih banyak bergerak di bidang sosial, model tulisan feature sangatlah tepat. Selain mengabarkan segenap aksi yang sudah dilakukan, dengan tulisan model ini mampu menggugah masyarakat lebih berempati dan pada akhirnya akan memberikan donasinya,” tutur Yusuf Wibisono

JOMBANG – Tumpahkan saja semuanya ketika menulis. Baru kemudian kalau sudah selesai di tata lagi. Kalau menulis sambil memperbaiki tulisan, itu akan menghambat bahkan tidak akan pernah selesai. Ungkapan itu yang ditekankan oleh narasumber pelatihan menulis Divisi Media, Baznas Kabupaten Jombang, Yusuf Wibisono yang digelar pada Rabu (13/1).

Lelaki yang kesehariannya bekerja sebagai redaktur di beritajatim.com ini melihat menulis bukan sekadar latihan saja. Melainkan juga harus memekakan kelima pancaindra yang dimiliki agar lebih mendalam saat melihat persitiwa. Sehingga hanya membaca saja, sudah mampu mengena dan ikut pula merasakannya.

“Melihat atmosfer di Baznas Kabupaten Jombang yang lebih banyak bergerak di bidang sosial, model tulisan feature sangatlah tepat. Selain mengabarkan segenap aksi yang sudah dilakukan, dengan tulisan model ini mampu menggugah masyarakat lebih berempati dan pada akhirnya akan memberikan donasinya,” tutur Yusuf Wibisono yang ditemui di sela pelatihan di Lantai II Gedung Islamic Center Jombang.

Untuk itu pertama yang perlu diberikan kepada peserta adalah pengenalan pancaindra untuk mendalami dari satu objek tertentu. Jika sudah mampu menceritakan dengan baik detail maka bisa beralih ke indera lainnya agar penulisannya lebih tajam dan mengena langsung ke relung hati pembaca.

Suasana pelatihan menulis.

Yusuf Wibisono yang sudah 12 tahun berkecimpung dalam dunia pemberitaan ini menjelaskan, “Tulis saja dulu semua yang ditemukan. Baru kemudian di edit, jangan berbarengan karena bisa menganggu bahkan tidak menyelesaikan tulisan tersebut dengan segera. Barulah ketika sudah menulis, perlahan diperbaiki supaya mampu berhasil masuk ke pembaca.”

Saat diminta mengerjakan tugas pertama untuk mendiskripsikan suatu tempat sebatas pandangan mata rasanya sempat bingung, ungkap Yuli Masindatul Bariroh. Namun begitu tetap saja menarik untuk diikuti karena memberikan tantangan tersendiri.

“Akhirnya di tugas pertama ini kembali menarik ingatan pada pengalaman sebelumnya. Apalagi ada batasan hanya menceritakan melalui pandangan mata, membuat semakin tertantang,” jelas Yuli Masindatul Bariroh.

Pelatihan menulis kali ini diikuti dengan baik oleh para peserta, terbukti keseluruhannya mengikuti tiap instruksi dari narasumber untuk mengerjakan setiap tugas yang diberikan. Meskipun ada beberapa gelagat kesulitan, tak menyurutkan semangat mereka menuntaskan setiap tugas yang telah diberikan dan semakin mematangkan. [Divisi Media]

Bagikan ini

Leave a Comment