NGORO – Program Khitan Cinta yang diinisiasi oleh Baznas Kabupaten Jombang mendapat sambutan hangat oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang sehingga pada pelaksanaan keenam kalinya ini disertakan pada kegiatan Bupati dan Wakil Bupati Jombang Melayani Warga atau Bulaga di Kecamatan Ngoro. Hal ini sekaligus sebagai opening ceremony dalam pembukaan serangkaian acara menyambut hari jadi Pemkab Jombang ke 112 tahun.

Ada sekitar 20 peserta Khitan Cinta yang dilaksanakan di kecamatan paling Selatan Kota Santri itu. Semua berjalan lancar dan tertib. Bahkan tak sampai adzan Dzuhur berkumandang keseluruhan telah selesai dilangsungkan. Kalau pun ada yang menangis dan menolak dikhitan hanya beberapa anak. Panitia dan petugas medis memakluminya. Selain pengalaman pertama bagi para peserta, bisa jadi bayangan yang terbangun sebelumnya seakan khitan itu menakutkan hingga menyakitkan.

Salah seorang peserta yang sempat menangis dan menolak dikhitan.

Padahal kalau menyaksikan petugas medis mengerjakan dengan penuh ketelatenan, hanya membutuhkan waktu beberapa menit saja. Peserta langsung bisa menuju ke pelayanan pengobatan untuk diberikan obat serta jadwal kontrol medisnya.

Para orangtua seraya pendamping peserta mencoba menenangkan dan meyakinan. Begitupun panitia bersama petugas media membantu. Memperlihatkan bahwa tidak sakit dan sebentar sudah selesai. Bersyukur semua peserta yang sempat menolak akhirnya berkenan melakukan khitan.

Takut, Besalawat, Lupa, dan Tertawa

Ada salah satu peserta yang mencuri perhatian banyak pihak. Termasuk petugas dari BPBD Kabupaten Jombang sampai menengok dan menyambanginya guna memastikan sedang ada kejadian apa. Hal itu ulah peserta dari Desa Mojoduwur, Kecamatan Mojowarno. Lantaran dengan lantang dan penuh percaya diri mengumandangkan Salawat.

Sampai sejumlah pengunjung Bulaga yang berada di luar ruang khitan datang, kemudian mengintip. Mencari tahu siapa yang melafalkan Salawat penuh kepercaya diri itu.

Adam Wacandra Ramadhan Putra ketika lupa melafalkan Salawat.

Ia adalah Adam Wacandra Ramadhan Putra. Semula memang ia sangat ketakutan dan menolak dikhitan. Bahkan air matanya pun sempat tumpah ke wajahnya. Namun berkat upaya banyak pihak, ia berhasil ditenangkan.

Saat mengantre mengambil obat Adam Wacandra Ramadhan Putra sempat bercerita, “Pertama kulo niku wedi. Opo maneh pas mlebet meriki katha sing nangis. Dadine enggeh tumut wedi, kalian mboten purun di sunat.”

Tetapi saran ayahnya, Bintoro terbilang manjur. Adam Wacandra Ramadhan Putra diminta melafalkan Salawat yang ia hafal. Bahkan untuk memungkasi rasa takutnya, bocah lelaki 11 tahun tersebut sengaja menyuarakan dengan keras.

Sementara itu Bintoro dengan setia berada di sisi Adam Wacandra Ramadhan Putra sembari mengelus kepalanya. Berharap anaknya tetap yakin menjalankan khitan hingga selesai.

Proses pengambilan obat.

“Pokoknya saya temani dan yakinkan Adam Wacandra Ramadhan Putra supaya tak takut. Alhamdullilah berhasil hingga selesai,” terang Bintoro.

Semula suasana di ruang khitan yang tegang karena ada sejumlah peserta yang merajuk enggan dikhitan. Seketika pecah penuh gelak tawa para petugas medis serta panita. Hal itu karena Adam Wacandra Ramadhan Putra sempat lupa kalimat Salawat. Meskipun begitu tak menjadikannya malu dan menghentikan menuturkan Salawat. Bahkan penuh kepercayaan diri meminta ganti kemudian melanjutkan dengan membaca kalimat Salawat lainnya. DIVISI MEDIA

Bagikan ini

Leave a Comment